Phenytoin adalah obat yang digunakan untuk mencegah
serangan epilepsi. Terjadinya kejang pada penderita epilepsi disebabkan oleh
gangguan pada aktivitas elektrik di dalam otak. Fenitonin bekerja dengan cara
menstabilkan aktivitas elektrik tersebut sehingga kejang dapat dicegah.
Selain epilepsi, phenytoin juga dapat digunakan untuk
mengobati trigeminal neuralgia, yaitu suatu jenis penyakit nyeri saraf
yang menyebabkan penderitanya mengalami rasa sakit panas atau menusuk di bagian
wajah.
Tentang Phenytoin
Jenis obat
|
Antiepilepsi
|
Golongan
|
Obat resep
|
Manfaat
|
Mencegah serangan epilepsi; mengatasi trigeminal neuralgia
|
Dikonsumsi oleh
|
Dewasa dan anak-anak
|
Bentuk obat
|
Tablet, kapsul, dan cairan yang diminum
|
Peringatan:
- Bagi wanita hamil, sesuaikan dosis dengan anjuran dokter. Sedangkan
bagi wanita yang sedang menyusui, disarankan untuk tidak mengonsumsi
phenytoin.
- Harap berhati-hati bagi penderita gangguan hati dan penderita suatu
jenis gangguan darah yang disebut porfiria.
- Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera temui dokter.
Dosis Phenytoin
Berikut ini tabel mengenai dosis penggunaan phenytoin:
Kategori umur
|
Dosis
|
Dewasa
|
Dosis akan diberikan dokter berdasarkan hasil tes darah di laboratorium.
Untuk dosis awal, phenytoin biasanya diberikan tiap hari sebesar 3 hingga 4
miligram perkilogram berat badan. Sedangkan untuk dosis perawatan, dosis yang
diberikan biasanya 200 hingga 500 mg perhari. Dosis sewaktu-waktu dapat
diubah oleh dokter jika diperlukan.
|
Anak-anak
|
Dosis akan diberikan dokter berdasarkan tes darah di laboratorium. Untuk
dosis awal, phenytoin biasanya diberikan tiap hari sebesar 5 miligram
perkilogram berat badan, sedangkan untuk dosis perawatan adalah 4 hingga 8
miligram perkilogram berat badan. Total dosis yang diberikan tiap harinya
tidak boleh melebihi 300 miligram.
|
Mengonsumsi
Phenytoin dengan Benar
Ikuti anjuran dokter dan baca informasi yang tertera
pada kemasan phenytoin sebelum mulai mengonsumsinya.
Phenytoin dapat dikonsumsi sebelum makan. Namun agar
dapat memberikan hasil yang lebih maksimal, sebaiknya konsumsi ketika atau
sesudah makan.
Pastikan ada jarak waktu yang cukup antara satu dosis
dengan dosis berikutnya. Usahakan untuk mengonsumsi phenytoin pada jam yang
sama tiap hari untuk memaksimalisasi efeknya.
Bagi pasien yang lupa mengonsumsi phenytoin,
disarankan segera meminumnya begitu teringat jika jadwal dosis berikutnya tidak
terlalu dekat. Jangan menggandakan dosis phenytoin pada jadwal berikutnya untuk
mengganti dosis yang terlewat.
Jauhi minuman keras atau makanan yang mengandung
alkohol selama menjalani pengobatan dengan phenytoin karena dapat mengubah
kadar obat ini di dalam tubuh Anda.
Selain alkohol, beberapa jenis obat-obatan juga dapat
mengubah kadar phenytoin di dalam tubuh jika dikonsumsi secara bersamaan,
terutama obat pencernaan. Karena itu, konsultasikan terlebih dahulu kepada
dokter sebelum mengonsumsi obat lain.
Jika Anda menderita epilepsi, sebaiknya jauhi
aktivitas yang dapat membahayakan keselamatan jiwa, misalnya mengemudi. Anda
boleh melakukan aktivitas tersebut jika sudah diberikan izin oleh dokter,
biasanya jika Anda tidak lagi mengalami kejang dalam waktu satu tahun terakhir.
Saat menjalani pengobatan dengan phenytoin, jangan
lupa untuk tetap rutin memeriksakan diri ke dokter agar mereka dapat memonitor
perkembangan kondisi Anda. Selain itu, dokter juga perlu melakukan pengecekan
darah secara berkala untuk menentukan dosis yang tepat sesuai dengan
perkembangan kondisi Anda tersebut.
Obat-obatan antiepilepsi sedikit berisiko menyebabkan
perubahan suasana hati pada penggunanya. Segera temui dokter jika Anda
mengalami depresi atau bahkan perasaan ingin melukai diri sendiri setelah
mengonsumsi obat ini.
Pengobatan dengan phenytoin biasanya berlangsung
secara jangka panjang. Jangan menghentikan penggunaan obat ini atau mengubah
dosisnya tanpa bertanya terlebih dahulu pada dokter untuk menghindari efek
samping yang tidak diinginkan.
Kenali Efek
Samping dan Bahaya Phenytoin
Penggunaan phenytoin berpotensi menyebabkan efek
samping. Beberapa efek samping yang umum terjadi setelah mengonsumsi obat
antiepilepsi ini adalah:
- Sakit kepala
- Pusing
- Penglihatan ganda
- Mengantuk
- Konstipasi
- Gemetar
- Konsentrasi berkurang
- Kurang nafsu makan
- Sulit tidur
No comments:
Post a Comment