Phenobarbital adalah obat untuk meredakan aktivitas
kelistrikan yang berlebihan di dalam otak dan dengan demikian, membantu
mencegah timbulnya kejang yang biasanya dialami oleh penderita epilepsi.
Kebanyakan penderita epilepsi yang mengalami kejang secara
berulang dapat mencegahnya dengan obat antiepilepsi yang sesuai, meski hingga
kini penyakit epilepsi belum dapat disembuhkan.
Tentang
Phenobarbital
Jenis Obat
|
Antiepilepsi
|
Golongan
|
Obat resep
|
Manfaat
|
Mencegah kejang pada penderita epilepsi
|
Dikonsumsi Oleh
|
Dewasa dan anak-anak
|
Bentuk
|
Obat cair untuk diminum, obat suntik dan tablet
|
Penggunaan phenobarbital memerlukan resep dokter.
Pastikan untuk mengikuti resep dan petunjuk yang disarankan oleh dokter
berdasarkan kondisi kesehatan Anda.
Peringatan
- Bagi wanita hamil, menyusui, atau yang sedang berusaha memiliki anak,
sesuaikan dengan anjuran dokter tentang pemakaian obat ini.
- Harap berhati-hati bagi penderita gangguan ginjal, hati dan porfiria.
- Harap waspada bagi yang mengalami masalah pernapasan, dan yang pernah
mengalami ketergantungan narkotika atau minuman keras.
- Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera temui dokter.
Dosis
Phenobarbital
Dosis phenobarbital yang biasa diberikan kepada orang
dewasa adalah 60-180 mg per hari. Sedangkan dosis untuk anak-anak diberikan
sesuai dengan berat tubuh, yaitu 5-8 mg per kg tiap hari. Biasanya obat ini
diminum sehari sekali, sebelum tidur.
Mengonsumsi
Phenobarbital dengan Benar
Ikuti anjuran dokter dan baca informasi yang tertera
pada kemasan phenobarbital sebelum mulai menggunakannya.
Phenobarbital bisa dikonsumsi sebelum atau sesudah
makan, dan gunakan air putih untuk menelan tablet phenobarbital.
Pastikan ada jarak waktu yang cukup antara satu dosis
dengan dosis berikutnya. Konsumsi phenobarbital pada malam hari karena obat ini
bisa menyebabkan kantuk.
Disarankan untuk tidak mengemudikan kendaraan atau
mengoperasikan mesin berat saat dalam pengaruh phenobarbital karena bisa
mengurangi tingkat kewaspadaan dan jangan mengonsumsi minuman keras karena bisa
meningkatkan rasa kantuk.
Penderita epilepsi dilarang untuk mengemudi hingga
diperbolehkan oleh dokter atau biasanya setelah pasien tidak lagi mengalami
kejang-kejang selama satu tahun.
Untuk mencegah kejang muncul kembali pada penderita
epilepsi, phenobarbital harus dikonsumsi tiap hari dan jangan menghentikan
konsumsi phenobarbital secara tiba-tiba atau tanpa konsultasi dokter.
Pasien wanita yang menggunakan alat kontrasepsi,
seperti pil KB, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter tentang pemilihan
alat kontrasepsi lain karena phenobarbital bisa membuat pil kontrasepsi menjadi
tidak efektif.
Bagi pasien yang lupa mengonsumsi phenobarbital,
disarankan untuk segera meminumnya begitu teringat jika jadwal dosis berikutnya
tidak terlalu dekat. Jangan menggandakan dosis phenobarbital pada jadwal
berikutnya untuk mengganti dosis yang terlewat.
Pastikan untuk memeriksakan diri ke dokter secara
teratur selama mengonsumsi phenobarbital agar dokter dapat memonitor
perkembangan kondisi Anda.
Kenali Efek
Samping dan Bahaya Phenobarbital
Sama seperti obat-obatan lainnya, phenobarbital
berpotensi menyebabkan efek samping. Beberapa efek samping yang umum terjadi
adalah:
- Merasa lelah atau mengantuk.
- Perubahan suasana hati dan perilaku.
- Merasa tidak stabil atau goyah.
Selain beberapa efek samping yang umumnya terjadi
seperti disebutkan di atas, ada juga beberapa efek samping yang serius tapi
jarang terjadi, seperti ruam kulit parah, penyakit kuning, demam tinggi, dan
pembengkakan kelenjar. Segera beri tahu dokter jika mengalami gejala demikian.
Selain itu terdapat risiko yang sangat jarang terjadi,
yaitu perasaan tertekan yang parah dan berpikir untuk mengakhiri hidup. Segera
temui dokter.
No comments:
Post a Comment