Cilostazol merupakan jenis obat vasodilator yang
digunakan untuk mengobati kram pada area kaki bagian bawah saat berjalan akibat
sirkulasi yang buruk. Kondisi ini disebut juga sebagai klaudikasi intermiten.
Cilostazol bekerja dengan cara mencegah pembekuan
darah dan melebarkan pembuluh darah pada area kaki yang mengalami nyeri
sehingga pembuluh darah tersebut menjadi relaks dan sirkulasi aliran darah
meningkat.
Dengan hilangnya nyeri di kaki, maka otomatis jarak
yang bisa ditempuh pasien klaudikasi intermiten dengan berjalan kaki dapat
meningkat dibandingkan ketika masih mengalami nyeri.
Cilostazol tidak boleh digunakan tanpa resep dari
dokter spesialis. Obat ini biasanya dijadikan pilihan kedua setelah obat-obatan
lainnya gagal mengobati klaudikasi intermiten.
Tentang
Cilostazol
Jenis obat
|
Vasodilator
|
Golongan
|
Obat resep
|
Manfaat
|
Mengobati klaudikasi intermiten atau kram pada kaki bagian bawah akibat
aliran darah yang terganggu
|
Dikonsumsi oleh
|
Dewasa
|
Bentuk obat
|
Tablet
|
Peringatan:
- Bagi wanita hamil atau yang sedang menyusui, tidak diperbolehkan untuk
mengonsumsi cilostazol.
- Obat ini tidak boleh dikonsumsi oleh anak-anak.
- Harap berhati-hati jika Anda sedang menderita diabetes, hipertensi,
gangguan jantung, gangguan ginjal, gangguan hati, atau menderita suatu
kondisi yang berisiko menyebabkan pendarahan, misalnya tukak lambung.
- Jangan menggunakan cilostazol bersamaan dengan obat-obatan lainnya
tanpa petunjuk dari dokter. Hal ini dikhawatirkan dapat menyebabkan efek
samping yang membahayakan.
- Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera temui dokter.
Dosis
Cilostazol
Dosis cilostazol yang umum adalah 100 mg sebanyak dua
kali dalam sehari. Obat ini harus dikonsumsi setengah jam sebelum makan atau
dua jam setelah makan.
Mengonsumsi
Cilostazol dengan Benar
Ikuti anjuran dokter dan baca informasi yang tertera
pada kemasan cilostazol sebelum mulai mengonsumsinya.
Telan tablet cilostazol dengan dibantu air minum dan
jangan mengunyah atau menghancurkannya terlebih dahulu.
Pastikan ada jarak waktu yang cukup antara satu dosis
dengan dosis berikutnya. Usahakan untuk mengonsumsi cilostazol pada jam yang
sama tiap hari untuk memaksimalisasi efeknya.
Bagi pasien yang lupa mengonsumsi cilostazol,
disarankan segera meminumnya begitu teringat jika jadwal dosis berikutnya tidak
terlalu dekat. Jangan menggandakan dosis cilostazol pada jadwal berikutnya
untuk mengganti dosis yang terlewat.
Agar penyakit klaudikasi intermiten dapat cepat
sembuh, pengobatan harus didukung dengan gaya hidup sehat. Karena itu
berolahragalah secara teratur agar sirkulasi darah meningkat dan hentikan
kebiasaan merokok karena zat yang terkandung di dalamnya dapat mempersempit
pembuluh darah. Selain itu, jaga suhu tubuh tetap hangat, misalnya dengan
memakai baju hangat, sarung tangan, dan kaus kaki. Udara dingin dapat
mengurangi suplai darah ke kulit.
Selama menjalani pengobatan dengan cilostazol,
sebaiknya Anda tetap rutin pergi ke dokter sesuai yang dijadwalkan agar dokter
dapat melihat efek obat ini terhadap kondisi Anda.
Kenali Efek
Samping dan Bahaya Cilostazol
Penggunaan cilostazol berpotensi menyebabkan efek
samping. Beberapa efek samping yang umum terjadi setelah mengonsumsi obat ini
adalah:
- Diare.
- Sakit kepala.
- Pusing.
- Gangguan pencernaan.
- Perut kembung.
- Mual.
- Sakit perut.
- Nafsu makan menurun.
- Badan terasa lelah.
No comments:
Post a Comment